July 29, 2010

Peringatan Buat Lelaki


Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yg akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yg tidak memberikan hak kpd wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah:

1. Ayahnya

Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak mempedulikan anak2 perempuannya didunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat, mengaji dan sebagainya Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dgn hanya memberi
kemewahan dunia sahaja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang?. Adakah kau mengajarnya bersolat & saum?..menutup aurat?.. pengetahuan agama?.. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah utk menjadi bahan bakar neraka jahannam.)

2. Suaminya

Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yg alim dimana solatnya tidak pernah bertangguh, saumnya tidak tinggal, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dlm neraka.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia? Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut ketetapan syari'at, maka terimalah hakikat yg
kau akan sehidup semati bersamanya di 'taman' neraka sana.)

3. Abang-abangnya

Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya sahaja dan adiknya dibiar melencong dari
ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak.

(p/s; Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn hanya menjaga amalmu, dan jgn ingat kau terlepas... kau juga akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak...jika membiarkan adikmu bergelumang dgn maksiat... dan tidak menutup aurat.)

4. Anak2 lelakinya

Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yg haram disisi Islam. bila ibu membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengata dan sebagainya...maka anak itu akan disoal dan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak....dan nantikan tarikan ibunya ke neraka.

Lihatlah.....betapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di dunia malah diakhirat pun tarikannya begitu hebat. Maka kaum lelaki yg bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka.

Firman Allah S.W.T;

"Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta ahlimu dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia, jin dan batu-batu...."

July 23, 2010

Wong Fei Hong



Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri.

Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amin.

Inilah bukti jika semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah/suci
Yaitu ia telah mengakui bahwa Tuhan itu cuma 1
Maka saat ada ajaran Tuhan 3 tapi satu
Ini jelas bertentangan dengan hati nurani
Dengan itulah orang yang baru memeluk Islam
Maka ia bukan berpindah agama, tapi kembali pada fitrah Islam
Menyembah hanya pada 1 Allah saja..... TITIK !!!

Semoga ini menjadi renungan bagi "saudara"2 sekitar kita yang murtad hanya karena sekeping perak & seonggok cinta fana...

Sementara justru orang berada, intelektual, publik figur & para pemimpin dan justru para pemimpin + pemuka agama lain baik di barat maupun di timur malah masuk Islam dengan Ikhlas & sadar jika cuma Islam satu-satunya agama yang benar.

Lihat saudara2 kita yang miskin, mereka didatangi missionaries kristen & menawarkan sekeping harta agar saudara kita murtad, mari kita tengok & perhatikan saudara sekitar kita.

2,5% harta zakat kita berikan pada fakir miskin secara langsung. Ini akan lebih meresap dihati karena setiap ibadah adalah untuk menyucikan jiwa. Zakat ialah syariat, tapi hakikatnya ia menyucikan jiwa dengan menghilangkan kikir, tamak, rakus, menumbuhkan rasa sayang sesama, ikhlas, menolong dan lainnya.

Ma'rifatnya ialah bersyukur pada Allah yang telah memberi begitu banyaknya nikmat yang tak terhingga dan lainnya.

Qs.3 Ali Imran:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

July 10, 2010

Peranan Mahasiswa Islam: Dimensi Misi Ikhrājunnās min-al-Zulumāt ila-an-Nūr


Apabila membicarakan soal mahasiswa, terdapat banyak aspek dan dimensi perbicaraan yang boleh kita bincangkan. Adalah satu hal yang tidak perlu diterangkan lagi dan tidak perlu diulas panjang bahawa kelompok mahasiswa adalah merupakan kelompok terpenting dalam sesebuah masyarakat. Sejarah telah banyak melakar contoh bagaimana kelompok mahasiswa memainkan peranan penting sebagai pencetus perubahan dan revolusi. Apa yang telah berlaku dalam sejarah telah membuktikan bahawa peranan mahasiswa dalam sebuah masyarakat ataupun negara bukanlah peranan yang picisan, tetapi adalah merupakan peranan yang sangat signifikan. Namun, merenungi kata-kata yang pernah diungkapkan oleh Saidina Ali k.w.j.: “Bukanlah orang muda yang hanya mengatakan: ‘Ayahku begini!’, tetapi orang muda adalah yang mengatakan: ‘Ini aku!’”, bukanlah sejarah itu yang ingin gila-gila dinostalgiakan, tetapi sekadar menyemangatinya dan meneladaninya agar dapat meniupkan semangat mahasiswa untuk membina dan melakar sejarah tersendiri.

Di atas robohan Kota Melaka, Kita dirikan jiwa merdeka, Bersatu padulah segenap baka, Membela hak keadilan pusaka.
- Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Kongres Kebangsaan PKMM

Bait-bait pantun yang tersohor tersebut merupakan satu seruan oleh tokoh pejuang kemerdekaan negara yang terkenal, Dr. Burhanuddin Al-Helmy, yang mengandungi maksud yang begitu mendalam maknanya. Kata-kata tersebut mengajak anak muda, khususnya mahasiswa, untuk bangkit daripada belenggu kongkongan dan memerdekakan jiwa daripada segala anasir-anasir penjajah yang mencemar budaya dan jatidiri anak bangsa. Jatidiri bangsa tempatan, tidak lain dan tidak bukan, adalah jatidiri seorang Muslim yang sejati.

Pada malam gerimis itu aku bilang padamu “Kalau kau mahu menyelami jiwa Melayu, kau perlu tahu al-Quran dan Sufisme” di situlah intijiwanya.
- Kemala, Kuala Lumpur, 1982.

Justeru, seorang mahasiswa Islam perlu memainkan peranannya dengan sebenar-benarnya. Seorang mahasiswa hadir ke universiti untuk menuntut, menguasai dan mengembangkan ilmu. Itu antara peranan utama mahasiswa. Namun, noktahnya bukan di situ. Adalah sesuatu yang sangat malang apabila peranan mahasiswa dengan potensinya sebagai generasi perubah itu tersekat, sehingga kini mewujudkan fenomena 3K (kolej, kuliah, kantin) yang begitu menguasai dunia mahasiswa sehingga mereka hilang segala kekuatan idealisme,intelektualisme dan aktivisme.

Mahasiswa perlu kembali memperkasa peranan mereka dalam membina jiwa merdeka. Sepertimana yang pernah diungkapkan oleh seorang pemikiran Islam dari Algeria, Malek Bin Nabi tentang perlunya membina ‘istiqlālul-‘aql ba’da istiqlālul-watan’. Persoalan yang sudah sekian lama timbul adalah adakah masyarakat di negara ini sudah betul-betul merdeka jiwa dan akalnya? Adakah masyarakat sudah benar-benar merdeka, yakni merdeka daripada segala anasir-anasir penjajah yang mencemar jatidiri mereka sebagai masyarakat Islam? Tentu sekali tidak. Masyarakat masih lagi memandang kepada masyarakat Barat sebagai kelompok yang superior. Produk-produk yang berjenama popular yang asalnya daripada Barat dilihat sebagai lebih berkualiti berbanding produk keluaran tempatan atau negara Islam yang lain. Sistem dan budaya di negara lain sering dijadikan contoh untuk diikuti di negara ini. Berapa banyakkah rancangan-rancangan televisyen di negara ini yang merupakan carbon copy kepada rancangan-rancangan di Barat? Mengapakah pula pembelajaran sains dan matematik di sekolah-sekolah dilaksanakan sepenuhnya dalam Bahasa Inggeris?

Apabila masyarakat masih terbelenggu dalam satu sistem dan gaya hidup masyarakat Barat, ia akan terdidik untuk menjadi orang yang seperti mereka. Sistem pendidikan yang diaplikasi kini datangnya daripada Barat, dan adalah merupakan satu sistem pendidikan yang sifatnya eksklusif sedangkan sistem pendidikan Islam adalah bersifat inklusif. Hasilnya, lahirlah generasi yang dangkal pemikirannya dan tidak mampu melihat tasawwur Islam dengan sebenarnya dan sepenuhnya.

“Men are born ignorant, not stupid. They are made stupid by the education.”
- Bertrand Russell

Dalam konteks itulah, mahasiswa Islam mempunyai peranan yang sangat penting. Sebagai kelompok yang paling berpengaruh dalam masyarakat, mahasiswa perlu keluar daripada kongkongan belenggu gaya hidup yang mewujudkan sifat mati rasa dan jiwa santai. Di samping menumpukan perhatian untuk mencapai kecemerlangan akademik, yang seandainya dilakukan dengan niat dan kaedah yang betul adalah merupakan salah satu daripada cabang ibadah dalam Islam, mahasiswa juga perlu memahami peranan dan tanggungjawab mereka yang lebih fundamental sifatnya. Mahasiswa Islam perlu melihat peranan mereka yang cukup besar dan penting khususnya dalam dimensi misi ikhrājunnās min-al-zulumāt ila-an-nūr.

Bagi memahami tuntutan misi ikhrājunnās min-al-zulumāt ila-an-nūr dalam kehidupan seorang mahasiswa Islam, adalah penting untuk kita terlebih dahulu memahami matlamat kehidupan seorang manusia itu sendiri. Manusia diciptakan dengan tujuan dan matlamat, kerana mustahil bagi Allah untuk mencipta sesuatu itu dengan sia-sia. Justeru, matlamat kepada penciptaan manusia itu sendiri pastinya adalah merupakan perkara penting yang perlu direalisasikan oleh para mahasiswa Islam.

Seandainya seorang mahasiswa Islam tidak menjalankan peranannya yang utama sebagai seorang manusia, maka pastinya manusiawi itu akan tercabut daripada jiwa seorang mahasiswa.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang maksudnya):
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kukuh.” (Adz-Dzāriyāt: ayat 56-58)

Manusia mempunyai peranan untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan pengabdian yang total. Pengabdian manusia kepada Allah tidak mendatangkan apa-apa faedah dan tidak pula mengurangi apa-apa bagi Allah. Pengabdian diri secara total di sini bermakna kita memusatkan segala aktiviti dalam kehidupan kita, sama ada pembelajaran, perniagaan atau hubungan sesama manusia, semata-mata kerana Allah. Ini juga bermaksud kita membebaskan diri daripada sebarang kebergantungan dengan makhluk. Dalam erti kata yang lebih luas, pengabdian secara total kepada Allah juga bermaksud kita mematuhi segala syariat Allah, mematuhi perundangan Allah dan bukannya perundangan buatan manusia, serta mengamalkan budaya dan gaya hidup yang sesuai dengan ketetapan hukum-hukum Allah.

Dalam konteks pengabdian total kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, manusia boleh dibahagikan kepada tiga kategori:

1. Golongan yang hidup untuk dunia sahaja

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang
Italicmaksudnya):“Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): ‘Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia sahaja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan.’” (Al-An’ām: ayat 29)

2. Golongan yang sesat antara dunia dan akhirat

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang maksudnya): “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerosakan padanya, dan merosakkan tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (Al-Baqarah: 204-205)

3. Golongan yang menganggap dunia ini ladang tanaman untuk akhirat

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang maksudnya): “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (Al-An’ām: ayat 32)

Justeru, apabila seseorang itu telah mengenali Allah, memahami fungsi dan peranan Rasulullah, seseorang itu pasti akan memahami dengan sebenar-benarnya matlamat kehidupannya. Hakikatnya, kehidupan di dunia ini adalah merupakan tempat persinggahan sementara untuk manusia mengumpul bekal buat kehidupan abadi di akhirat kelak.
Dalam konteks itu, Ustaz Fuad Kamaluddin Al-Maliki dalam membicarakan kitab ‘Al-Hikam’ menyebut bahawa pengabdian total kita kepada Allah bermakna kita menyerahkan diri kita untuk diurus dan ditadbir oleh Allah. Apa yang berlaku pada masa kini adalah kebanyakan orang menghabiskan masanya untuk mengurus dan mentadbir dunia, sehingga mengabaikan dimensi pengabdian diri kepada Allah. Akhirnya, urusan dan pentadbiran dunia tidak akan habis, malah mungkin bertimbun-timbun lagi kerjanya. Walhal, apabila kita menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah untuk diuruskan dan ditadbir, maka Allah akan memalingkan dunia untuk berkhidmat kepada kita.

Abu Hassan Al-Syazuli pernah berkata: “Orang yang bodoh, apabila bangun pagi akan memikirkan apa yang hendak dilakukannya pada hari itu. Orang yang pandai, apabila bangun pagi akan memikirkan apa yang Allah akan buat pada hari itu.”

Seterusnya, apabila kita sudah memahami bahawa seluruh kehidupan kita ini adalah semata-mata untuk Allah, maka kita juga akan memahami bahawa setiap sesuatu urusan yang berkaitan dengan kehidupan dunia ini haruslah mengikut aturan dan ketetapan Allah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang maksudnya):
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisā’: ayat 65)

Sebagai golongan yang tidak berkepentingan serta sangat berkemampuan untuk menilai masyarakat dan sistem sosial secara adil dan objektif, golongan mahasiswa dengan akal yang sihat dan iman yang mantap semestinya memahami bahawa masyarakat kita masih lagi belum mencapai tahap pengabdian yang sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Masyarakat kita masih lagi terbelenggu dengan tuntutan dunia, terpengaruh dengan sistem dan budaya tāghut. Sedangkan, tāghut itu membawa manusia daripada cahaya iman kepada kegelapan jahiliah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang maksudnya):
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah tāghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: ayat 257)

Maka, dalam konteks itulah mahasiswa berperanan untuk membebaskan manusia daripada terpengaruh dan terbelenggu dengan sistem dan budaya jahiliah, membawa mereka untuk mengecapi nikmat dan kemanisan cahaya iman. Itulah misi ikhrājunnās min-al-zulumāt ila-an-nūr yang perlu didokong oleh generasi mahasiswa, kerana mahasiswa Islamlah yang mempunyai kemampuan yang sangat besar untuk mencetus perubahan. Sejarah telah membuktikan bagaimana anak muda telah banyak kali memainkan peranan yang penting dalam mencetus revolusi dan reformasi; seperti kisah Muhammad Al-Fatih, Muhammad Bin Qasim, kisah tragedi berdarah Tianenmen Square, kisah Revolusi Iran mahupun peristiwa ‘reformasi’ di negara kita sekitar tahun 1998-1999.

Golongan mahasiswa seharusnya tidak tertipu dan lalai dengan sistem pendidikan dan sosial yang ada pada ketika ini, yang memang direkabentuk dengan sengaja untuk membantutkan idealisme, intelektualisme dan aktivisme mahasiswa. Bukanlah maksudnya mahasiswa perlu mengabaikan pelajaran dan akademik untuk melaksanakan program-program dan aktiviti sosial sepenuhnya, tetapi mahasiswa perlu memahami peranannya dengan sebaik-baiknya dan menjalankan peranannya secara kolektif dan tersusun dalam wilayah pengaruh dan batas kemampuan yang ada. Mahasiswa Islam harus punya keyakinan bahawa misi ikhrājunnās min-al-zulumāt ila-an-nūr ini adalah satu misi mulia, dan hakikatnya kemuliaan itu hanyalah kemuliaan di sisi Allah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang maksudnya):
“...Dan kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang yang beriman...” (Al-Munāfiqūn: ayat 8)

Mahasiswa juga perlu meyakini bahawa keterlibatan dalam amal Islami ini tidaklah akan menjejaskan prestasi akademik. Apa yang penting adalah mahasiswa perlu memahami keutamaan dan melakukan pengorbanan. Mahasiswa yang benar-benar menginsafi perananannya dan beriltizam dengan misi ikhrājunnās min-al-zulumāt ila-an-nūr ini pasti akan dapat mengatur kehidupannya dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan setiap amanah dan tanggungjawab yang terpikul di bahunya. Seperti apa yang pernah diungkapkan oleh Imam As-Syahid Hassan Al-Banna: “Sesungguhnya kewajipan yang ada itu lebih banyak daripada waktu yang ada.”. Ini menggambarkan bahawa seorang mahasiswa itu sebenarnya tidak mempunyai masa untuk bermain-main dan melakukan aktiviti-aktiviti yang tidak berfaedah atau kurang faedahnya seperti menonton drama televisyen, bermain permainan komputer, melepak, berpacaran dan sebagainya. Sebaliknya seorang mahasiswa Islam perlu menghabiskan masanya dengan usaha-usaha amal Islami dengan niat yang ikhlas, kerana hanya mahasiswa Islam yang ikhlas berjuang sahaja yang akan mendapat pertolongan dan kemudahan daripada Allah. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan bahawa sesiapa yang berusaha untuk mempertahankan dan menegakkan agama Allah, maka pasti Allah akan menghadirkan pertolongan-Nya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang lebih kurang maksudnya): “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, nescaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: ayat 7)

Apa yang penting sekarang ini adalah para mahasiswa menggembleng segenap potensi yang ada pada diri mereka, dan melaksanakan tugas sebagai hamba Allah, untuk membebaskan masyarakat daripada belenggu kejahilan jajaan tāghut dan membawa mereka kepada cahaya iman. Tugas besar ini pastinya memerlukan komitmen dan kerjasama daripada semua pihak. Tenaga dan kepakaran yang pelbagai yang ada pada mahasiswa Islam harus digembleng tanpa mengambilkira perbezaan fahaman dan ideologi politik. Apa yang penting kini adalah mahasiswa Islam dapat menghayati misi ikhrājunnās min-al-zulumāt ila-an-nūr agar kehidupan sebagai seorang mahasiswa itu lebih bermakna bagi dirinya dan bagi umat Islam seluruhnya.

Buat Para Muslimat




1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W akan hal tersebut, jawab baginda:

“Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”

2. Wanita yang solehah itu lebih baik daripada 1,000 orang lelaki yang soleh.

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T dan orang yang takutkan Allah S.W.T akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W) di dalam syurga.

6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.

7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibubapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.



11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya(walinya) (serta menjaga sembahyang dan puasanya).

12. Aisyah r.a berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah S.A.W, “Ibunya.”

13. Wanita apabila sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.

14. Setiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang wanita mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T

17. Apabila seseorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir seorang anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan menjaga anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T

July 7, 2010

Tudung Labuh - Pengalaman menarik Fatimah Syarha menerusi kolum Remaja Majalah Solusi isu no 21.

Bacaan ini bukanlah menggalakkan kita menjadi judgmental. Diharap dapat baca dengan hati yang terbuka. Semoga bacaan ini dapat "put things into perspective" buat kita dalam menilai dan memahami kewajipan menutup aurat sebagaimana yang dituntut agama, insyaAllah.



Corat-Coret Kisah Tudung Labuh…

“Akak, kenapa akak pakai tudung labuh?” Soalan ini sudah banyak kali dilontarkan oleh remaja kepadaku. Adik bongsuku, Asiah Yusra yang sedang mekar meniti usia remaja, turut bertanya. Melihat wajahnya yang saling tidak tumpah dengan iras wajahku, aku terasa bagaikan sedang melihat diriku sendiri. Aku pernah remaja dan terpesona melihat kakak sulung bertudung labuh. Kufahami, remaja bertanya kerana mereka sedang tercari-cari identiti diri.

Kali pertama aku memilihnya sebagai imej diri ketika usiaku remaja. Saat itu, aku bertudung labuh kerana keindahannya menghiasi wanita-wanita berakhlak mulia yang kukenali. Ibuku, kakakku, kakak-kakak naqibahku, ustazah-ustazahku semuanya bertudung labuh. Hingga aku mensinonimkan tudung labuh itu dengan keindahan, keperibadian dan kebaikan. Walaupun aku turut mengenali teman-teman bertudung labuh yang akhlaknya bermasalah namun aku masih menemui keindahan jiwanya, ingin menjadi lebih baik. Hari ini, aku memilih tudung labuh kerana aku yakin ia lebih istimewa pada pandangan-Nya.

Ketika remaja, aku hampir tidak sedar banyak pertanyaan yang terpendam. Mungkin saat itu aku tidak tahu apa yang aku perlu tahu. Hinggalah persoalanku terjawab satu demi satu. Hikmah bicara kakak-kakak naqibahku menerangkan pelbagai soalan yang kutagihkan pengertian. Yang paling kuingati, Kak Siti Aisyah Mohd Nor (kini merupakan bidadari kepada seorang tokoh agama terkenal). Jasa kalian selamanya harum dalam ingatan.

Yang Tertutup Itu Indah

Ketika kubertanya tentang tudung labuh, mudah jawapan yang pernah kuterima, “Yang tertutup itu indah!” Jawapan yang membawaku mengkaji surah al-Ahzab ayat 59, maksud dan tafsirannya.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud: “Wahai Nabi, katakan kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘hendaklah mereka melabuhkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali sebagai wanita baik agar mereka tidak diganggu.’”

Ya, sedangkan buku yang kita sayangi, kita sampulkan seindahnya. Inikan pula bentuk tubuh wanita, takkan tiada sampulnya? Kuperhatikan kulit bukuku yang bersampul lebih terjaga berbanding kulit bukuku yang tidak bersampul. Kuperhatikan langsir yang cantik menghias pintu dan tingkap. Kuperhatikan kain yang mengalas meja dan perabot. Benar, yang tertutup itu indah! Begitu juga cara Allah menghargai keindahan wanita dengan menggariskan perbatasan aurat. Agar keindahan itu hanya dinikmati oleh insan yang berhak. Bukannya diratah-ratah oleh pandangan yang sakit.

Istimewa Bertudung Labuh

Di sini, aku tidak mahu berbicara panjang tentang kewajipan menutup aurat. Apa yang ingin kukongsi di sini adalah tentang beberapa peristiwa dalam hidupku yang membuatkan aku berasa tudung labuh itu benar-benar istimewa. Allah banyak kali menyelamatkan dan memudahkan urusanku dengan asbab tudung labuh.

Dikejar Tebuan Tanah

Dalam satu program motivasi remaja, aku menyertainya sebagai salah seorang fasilitator. Antara aktiviti yang dilakukan ialah jungle trekking. Aku mengetuai barisan remaja puteri yang siap sedia memasuki hutan. Taklimat dan doa dimulakan.

Menderap ke tengah belantara, tiba-tiba peserta puteri paling depan terlanggar sarang tebuan tanah. Tebuan tanah berterbangan garang. Sedia menyerang. Peserta itu menjerit kesakitan kerana disengat. Peserta di belakangnya turut menjerit ketakutan. Aku yang turut berada di barisan depan ketika itu melaungkan takbir. Lantas mengarahkan peserta yang lain berundur. Mereka bertempiaran lari.

Sementara aku tetap bertahan di situ. Kututup sebahagian wajahku dengan tudung labuhku. Tangan turut kusembunyikan di bawah tudung labuh. Kulindungi beberapa peserta yang terkepung dengan tudung labuhku agar tidak disengat lagi. Segera kubawa mereka berundur. Ajaibnya, seekor tebuan pun tidak berjaya menyengatku. Subhanallah! Maha Suci Engkau yang menyelamatkan aku dengan secebis kain buruk ini.

Terlindung daripada Mata Mat Rempit

Suatu hari, aku ingin pulang ke kampusku di UIA setelah bercuti pertengahan semester di kampung halaman. Seperti biasa, aku membeli tiket bas dan berusaha mencari bas yang mempunyai tempat duduk seorang. Request. Ini penting bagi mengelakkan aku terpaksa bermalam di dalam bas dengan bertemankan seorang lelaki asing di sebelah.

Akhirnya kumembeli tiket dengan sebuah syarikat bas yang belum pernah kunaiki . Sebelum menaiki bas, aku berpesan kepada pemandu kedua agar menurunkan aku di Greenwood. Semua mata terlena melepaskan kelelahan hidup dengan mengembara ke alam mimpi yang seketika. Kedengaran sayup-sayup suara pemandu bas mengejutkan aku dari tidurku. Lantas aku terjaga separuh sedar. Ketika itu, aku duduk di kerusi seorang paling depan, tidak jauh dari pemandu.

Jam baru menunjukkan pukul 4.30 pagi. Badanku amat penat dan urat kepala terasa merenyuk. Aku bangkit dari kerusiku dalam keadaan mamai menuruni bas. Ketika berada di luar bas, aku masih sangat mengantuk. Terasa secepat kilat bas meninggalkanku.

Ya Allah! Aku terkejut kerana hanya aku seorang yang menuruni bas. Lagipun, tempat bas itu memberhentikan aku bukannya tempat perhentian bas di Greenwood seperti kebiasaan. Aku langsung tidak mengenali tempat itu. Tiada peluang untukku bertanya atau membatalkan saja tempat perhentian itu. Nyata aku sudah terlewat. Asap bas pun sudah tidak kelihatan.

Aku berada di sebuah perhentian bas. Jalan raya di hadapannya lurus. Lengang. Sunyi. Kawasan sekitarnya adalah kawasan perumahan yang sedang bergelap. Jalur-jalur cahaya hanya sedikit. Kupandang ke belakang dan mendapati tidak jauh dari situ terdapat sebuah masjid. Namun, ia kelihatan gelap. Sunyi. Kelihatan seekor anjing berwarna hitam, besar dan garang sedang berlegar-legar di luar pagar masjid. Ya Allah, pada-Mu aku bertawakal.

Aku segera menelefon kenalan rapatku, Puan Norliza Mohd Nordin untuk mengambilku. Pada masa yang sama, mataku melilau mencari kayu atau besi yang akan kugunakan sebagai senjata seandainya anjing itu mendekatiku.

“Di mana?” Tanya Puan Norliza. Susah-payah aku cuba menerangkan lokasi yang asing itu. Tambahan pula, aku tidak dapat melihat papan tanda yang menunjukkan nama masjid. Kehadiran anjing itu membuatkan aku tidak berani menghampiri masjid. Sukar Puan Norliza mentafsirkan lokasi aku berada.

Tiba-tiba, sekumpulan samseng jalanan dengan pelbagai aksi motosikal yang berbahaya berhenti beramai-ramai di seberang jalan tempatku berada. Bagaikan ada mesyuarat penting di situ. Aku tiada tempat bersembunyi. Apa yang mampu kulakukan adalah tetap berdiri di tempatku dan membaca segala ayat al-Quran yang pernah kuhafal. Tawakalku memanjat langit dunia. Kebetulan, aku berjubah hitam dan bertudung labuh warna hitam. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menyembunyikan diriku di balik warna malam. Cebisan kain turut kututup pada wajahku yang berkulit cerah.

Saat yang amat mendebarkan dalam hidupku, kelihatan anjing yang garang sedang berlari ke arahku. Kupujuk hati, anjing itu akan baik padaku kerana ia tidak menyalak. Samseng jalanan pula seakan sedang memandang-mandang ke arah lokasiku. Ketika itu, aku mengucapkan dua kalimah syahadah berkali-kali. Aku siapkan emosi untuk berjihad mempertahankan diri. Biar nyawa jadi taruhan, menyerah tidak sekali!

Allah menjadi saksi. Aku bagaikan tidak percaya apabila melihat anjing itu sekadar melintasiku seolah-olah langsung tidak melihatku di balik kegelapan. Walau bagaimanapun, aku masih resah melihat samseng jalanan asyik memandang ke arahku. Aku bertambah risau membayangkan Puan Norliza mungkin tidak dapat mengagak lokasiku itu kerana dia asyik menelefonku. Tiba-tiba samseng jalanan itu beredar. Bunyi ekzos mengaum pergi, pelbagai aksi. Mereka seakan-akan memandang dengan pandangan yang kosong sahaja ke arahku sebentar tadi. Puan Norliza pula sampai, menambahkan syukurku. Hatiku yakin, Allah telah menyelamatkanku di balik tudung labuh berwarna gelap itu. Alhamdulillah!

Menyelamatkan Beg Tanganku daripada Ragut

Seorang temanku dari Brunei sudah beberapa hari tidak datang ke kelas sarjana. Aku risaukan keadaannya. Apabila dia datang kembali, aku segera bertanya. Dia menunjukkan pipinya yang calar sambil bercerita dengan juraian air mata.

Dua orang pemuda yang menunggang laju meragut beg tangannya. Dia ikut terseret. Ketika itu pula dia sedang mengandung dua bulan. Hampir-hampir keguguran. Kedua-dua lututnya terluka. Pipi dan tangannya tercalar. Berdarah.

Aku sedih mendengar ceritanya. Dia memegang hujung tudungku sambil menyimpulkan, “Jika akak pakai tudung labuh macam ni, tentu diorang tak nampak beg tangan akak.” Kata-kata itu membuatkanku benar-benar berfikir jauh. Aku bersyukur kepada Allah s.w.t. kerana tidak pernah menjadi mangsa ragut. Baru aku sedar, rupa-rupanya antara faktor yang menyelamatkanku adalah kerana beg tanganku sentiasa tersembunyi di bawah tudung labuh. Cuba anda bertanya kawan-kawan anda yang menggalas beg tangan di bawah tudung labuh, pernahkah mereka menjadi mangsa ragut?

Mendekatkan Jodoh dengan Lelaki Soleh

Aku hairan melihat beberapa orang temanku yang mulanya bertudung labuh tapi akhirnya menukar penampilan kerana takut tidak dipinang. Aku hormati penampilannya selagi masih menutup aurat namun jika itu alasannya, dia mungkin tersilap. Aku yang tetap bertudung labuh ini juga akhirnya yang agak cepat menerima pinangan.

Suamiku mengakui antara faktor yang meyakinkannya pada agamaku saat memilih bunga untuk disunting adalah kerana nilai tudung labuhku. Wanita bertudung labuh lumrahnya hanya berani dirisik oleh lelaki yang mempunyai persiapan agama. Jika malas hidup beragama, mereka akan berfikir beribu kali untuk memiliki seorang suri yang bertudung labuh. Rasa tidak layak. Rasa perlu membaiki diri terlebih dahulu.

Pernah juga aku dan suami cuba memadankan beberapa orang temanku dengan lelaki-lelaki soleh yang kami kenali. Apabila biodata bertukar tangan, gadis bertudung labuh rupa-rupanya menjadi kriteria penting seorang lelaki soleh. Malang bagi temanku yang sebenarnya baik dan berbudi bahasa, namun kerana penampilannya itu melambatkan jodohnya.

Benar, kita tidak boleh menilai seseorang hanya melihat luarannya. Namun, realitinya, kadang kala masa terlalu singkat dan peluang tidak ada untuk kita mengkaji dalaman seseorang sehingga terpaksa menilainya hanya melalui luarannya. Contoh realiti, jika kita ingin membeli nasi lemak di gerai. Kelihatan penjual di gerai yang pertama ialah seorang makcik bertudung labuh. Penjual di gerai kedua pula seorang wanita tidak bertudung dan rambutnya menggerbang lepas. Mana yang kita pilih? Kenapa cepat membuat pilihan sebelum mengkaji dalaman kedua-duanya dahulu? Apa nilaian kita ketika itu? Fikir-fikirkan.

Hormatilah Selagi Masih Menutup Aurat

Ya! Ya! Ya! Kudengari suara-suara hatimu yang sedang berbisik, “Ramai saja yang bertudung labuh tapi tak baik.” “Tudung tak labuh pun masih tutup aurat.” “Don’t judge people by its cover.” Kuhormati semua kata-kata ini sepertimana kuhormati dirimu yang masih bertudung. Alhamdulillah. Aku cuma berkongsi secebis pengalaman dalam hidupku yang menyebabkan kurasakan tudung labuh terlalu istimewa. Buat adik-adik remaja yang pernah bertanya, akak harap adik menemui jawapannya.

Doa seorang kekasih





Oh Tuhan, seandainya telah Kau catatkan
Dia milikku, tercipta untuk diriku
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan

Ya Allah, ku mohon
Apa yang telah Kau takdirkan
Ku harap dia adalah yang terbaik buatku
Kerana Engkau tahu segala isi hatiku
Pelihara daku dari kemurkaanMu

Ya Tuhanku, yang Maha Pemurah
Beri kekuatan jua harapan
Membina diri yang lesu tak bermaya
Semaikan setulus kasih di jiwa

Ku pasrah kepadaMu
Kurniakanlah aku
Pasangan yang beriman
Bisa menemani aku
Supaya ku dan dia
Dapat melayar bahtera
Ke muara cinta yang Engkau redhai



Ya Tuhanku, yang Maha Pengasih
Engkau sahaja pemeliharaku
Dengarkan rintihan hambaMu ini
Jangan Engkau biarkan ku sendiri

Agarku bisa bahagia
Walau tanpa bersamanya
Gantikanlah yang hilang
Tumbuhkan yang telah patah
Ku inginkan bahagia
Di dunia dan akhirat
PadaMu Tuhan ku mohon segala

July 3, 2010

Puisi Sepi


Bisikku pada bulan..

Kembalikan..

Temanku..

Kekasihku..

Syurgaku..

Tanpa dia..

Malam menemani aku..

Sepi memelukku..

Bulan jangan biar siang...

Biar alam ini kelam..

Biar ia sepi sepertiku..


Ayah dan Ibu


Ayah dan ibu
Itulah permulaan kami
Dapatlah melihat bulan dan
Matahari
Ahai...

Yang dikurniakan dari Ilahi
Ahai...
Ayah dan ibu lah
Mesti dihormati

Ayah dan ibu
Wali dan juga keramat
Pada mereka kita beri hormat
Ahai...
Bagilah tunjuk ajar dan
Nasihat
Supaya hidup
Supaya hidup kita akan selamat