March 26, 2011

Kebahagian dalam kesusahan.

Dalam sebuah hadis ada diceritakan tentang doa Rasulullah kepada dua orang penternak unta, yang mana salah seorangnya pemurah, manakala seorang lagi orang yang bakhil sifatnya.

Hadis tersebut menceritakan bahawasanya pada suatu hari ketika bersama para sahabatnya, Rasulullah meminta kepada seorang sahabat untuk bertemu dengan seorang penternak unta yang kaya, yang banyak hasil ternakanya. Tujuan perjumpaan tersebut adalah untuk meminta sedikit susu unta tersebut, untuk dijadikan minuman kepada Rasulullah dan para sahabat.

Pergilah sahabat tersebut tanpa banyak soal. Saat bertemu dengan penternak tersebut, maka sahabat itu menyatakan hasrat Rasulullah yang juga merupakan pemerintah Madinah pada masa itu. Dengan sombangnya penternak tersebut menolak pemintaan Rasulullah.

Pulanglah sahabat tersebut dengan hampa.

Rasulullah kembali meminta sahabat tersebut supaya meminta susu unta kepada penternak unta yang lain. Maka pergilah sahbat tersebut dengan harapan yang baru. Sebaik sahaja berjumpa dengan penternak demikian, sahabat tersebut menyatakan hasrat kedatanganya. Apabila mendengar bahawasanya yang meminta itu Rasulullah, bukan susu unta yang diberi tetapi dia menyerahkan seekor unta kepada Rasulullah dan sahabat.



Apabila melihat sahabat tersebut pulang dengan seekor unta terus Rasulullah mengangkat tangan dan berdoa akan keberkatan unta tersebut, orang yang menyerahkannya, dan sahabat yang pergi berjumpa dengan penternak tersebut.

Lantas Rasulullah menyambung doanya, dengan mendoakan penternak yang bakhil tadi. Dengan doa meminta supaya Allah menjadikan penternak tadi lebih kaya, dengan jumlah ternakkan yang lebih dan dengan hasil yang lebih banyak.

Rasulullah menyambung lagi doanya dengan mendoakan orang yang pemurah tadi dengan rezeki yang cukup untuk kehidupan sehari-harian. Tidak terlalu banyak, tetapi cukup dan tidak terlalu kurang sehingga terpaksa merempat.

Erti Doa Rasulullah.

Ulama’ hadis merungkai akan persoalan kenapa Rasulullah berdoa demikian. Hal ini adalah kerana Rasulullah orang yang penuh hikmah, orang yang bakhil tadi apabila dia bertambah kaya maka bertambah bakhillah dia dengan harta dan bertambahlah hisab dengan hartanya, semakin lalai dia dengan dunia.

Manakala orang yang pemurah tadi akan mudahlah hidupnya, makin akrab dengan tuhannya, makin pesona dengan akhiratnya, makin pemurah sifatnya.

Kebahagiaan dalam kesusahan.


Hidup ini tidak selalunya indah, kadang-kadang ataupun selalunya kita akan merasa susah dan gelisah, hal ini adalah kerana sebagai hamba kita tidak dapat lari dari ujian. Lebih tinggi keimanan ujian yang melanda lebih hebat dan besar, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-baqarah ayat 284 yang bermaksud “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Kita sama sekali tidak tahu apa yang akan berlaku pada masa hadapan, sudah semestinya penilaian dan pilihan kita sentiasa terbatas dan terhad dalam apa jua keadaan. Yang mengetahiu itu Allah, yang menentukan itu Allah. Allah tahu apa yang terbaik untuk kita. Menjadi satu kewajiban kita untuk bersangkan baik kepada Allah.



Kita dapat lihat apa yang berlaku dalam masyarakat kita pada hari ini, bila mana tiada rasa bersangka baik dalam hati mereka kepada Allah, wujudlah golongan yang mana tidak dapat menerima takdir yang berlaku. Mereka ini tewas akan ujian yang Allah beri pada mereka. Lantaran itu tatkala hikmah itu mula kelihatan, tatkala rahmah itu mula bertaburan, mereka msih menangis mengenang kisah silam. Hilanglah hikmah kepada mereka berpaling darinya dan hilanglah rahmat kerana mereka tidak mengutipnya.

Kesimpulan.

Sesungguhnya jangan kita merasa lemah lantaran kesusahan yang kita hadapai, mahupun merasa putus asa dengan cabaran dan dugaan dari Ilahi kerana dalam setiap keadaan yang berlaku ada hikmahnya. Hikmah dan rahmat itu hanya akan kita dapat rasa dan nampak jika kita memandang dengan mata hati bukanya mata nafsu.



Janganlah kita menjadi orang yang benar-bebar rugi dengan melupakan tuhan saat senang dan memarahi tuhan saat susah.

Akhir kata renungilah firman tuhan dalam surah Ibrahim ayat 7, yang berbunyi “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

March 24, 2011

Impian Kasih


Kasih dengarlah hatiku berbicara
Kasih izinkan diriku bertanya
Bisakah cinta bersemi
Mengundang restu Ilahi
Adakah bahagia yang diimpi
Menjadi satu realiti

Kasih kusedari kekurangan ini
Kasih kuinsafi kelemahan diri
Kuingin sunting dirimu
Menjadi permaisuri hatiku
Sebagai isteri yang berbudi
Kebanggaan para suami

Wanita hiasan dunia
Seindah hiasan adalah wanita solehah
Yang akan membahagiakan
Syurga di dalam rumah tangga

Hanya itu yang kuinginkan
Dari insan yang amat kusayang
Damaikanlah resah hatiku
Aku rindu kasih dan sayangmu
Terimalah seadanya
Akulah hiasan pelamin hidupmu

Andainya tiada jodoh
Untuk ke singgahsana
Kupasrahkan segalanya
Kerna takdir yang akan menentukan
Impian kasih

Artist: In-Team
Song Category: Nasyid

March 23, 2011

DIAM


Diamlah kerana, DIAM itu:

1. Sebagai ibadah tanpa bersusah payah.

2. Perhiasan tanpa berhias

3. Kehebatan tanpa kerajaan

4. Benteng tanpa pagar

5. Kekayaan tanpa meminta maaf kepada orang

6. Istirehat bagi kedua malaikat pencatat amal

7. Menutupi segala aib

March 22, 2011

tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.



Pada zaman Nabi Muhammad Saw, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca al-Qur'an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendang, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.

Dia adalah "Uwais al-Qarni". Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin.

Seorang fuqaha' negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berjaya, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : "Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri".

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya keluarga kecuali hanya ibunya yang telah tua dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menampung kesehariannya bersama ibunya, bila ada lebih, ia gunakan untuk membantu jirannya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Kesibukannya sebagai penggembala kambing dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam semasa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad saw yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak jirannya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad saw secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat jirannya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah "bertamu dan bertemu" dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah saw mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Khabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau saw, sekalipun ia belum pernah melihatnya.

Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menjumpai Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak sanggup ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.

Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menjumpai Nabi saw di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : "Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang". Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Sesudah berpelukkan sambil mencium ibunya, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi saw yang selama ini dirindukannya.

Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi saw, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina 'Aisyah ra sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya.

Namun ternyata beliau saw tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang.

Tapi, kapankah beliau pulang? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman," Engkau harus lekas pulang". Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina 'Aisyah ra untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi saw langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rasulullah saw, sayyidatina 'Aisyah ra dan para sahabatnya tertegun.

Menurut sayyidatina 'Aisyah ra memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah saw bersabda : "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya." Sesudah itu beliau saw, memandang kepada sayyidina Ali kw dan sayyidina Umar ra dan bersabda : "Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do'a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi".


Tahun terus berjalan.

Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan sayyidina Ali kw mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar ra dan sayyidina Ali k.w memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi saw. Memang benar ! Dia penghuni langit.

Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? "Abdullah", jawab Uwais.

Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : "Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?"

Uwais kemudian berkata: "Nama saya Uwais al-Qorni".

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu.

Akhirnya, Khalifah Umar dan Sayyidina Ali kw memohon agar Uwais berkenan mendo'akan untuk mereka.

Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: "Sayalah yang harus meminta do'a kepada kalian".

Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata : "Kami datang ke sini untuk mohon do'a dan istighfar dari anda".

Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo'a dan membacakan istighfar.

Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi".

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.

Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais. "Waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di hujung kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan shalat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. "Wahai waliyullah," Tolonglah kami !" tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi," Demi Dzat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!" Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: "Apa yang terjadi?" "Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak?" tanya kami. "Dekatkanlah diri kalian pada Allah !" katanya. "Kami telah melakukannya." "Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrahmaanirrahiim!" Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami, "Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat." "Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan?" Tanya kami. "Uwais al-Qorni". Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, "Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir." "Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?" tanyanya. "Ya," jawab kami. Orang itu pun melaksanakan shalat dua rakaat di atas air, lalu berdo'a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, "ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar ra.

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.

Mereka saling bertanya-tanya : "Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.

Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa "Uwais al-Qorni" ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.

March 21, 2011

Tsunami



Baru-baru ini dunia sekali lagi digemparkan dengan kejadian Tsunami yang mana menyebabkan berlakunya perubahan kepada muka bumi dan menyebabkan kerosakkan kepada logi nuklear di Jepun, yang mana kesan radiasi tersebar di Jepun. Kesan kepada radiasi ini menyebabkan dunia berada dalam keadaan cemas dan masyarakat Jepun khususnya berada dalam perkara bahaya.

Tsunami berasal dari perkataan Jepun bermaksud ombak gergasi, yang mana berlakunya Tsunami ini oleh kerana kejadian gempa bumi dan letupan gunung berapi di bawah laut, yang mana gegaran yang berlaku menyebabkan timbulnya ombak besar yang akhirnya akan menghempas permukaan bumi.

Berikut merupakan siri-siri Tsunami yang paling dasyat atas muka bumi ini.

1. Tsunami pada zaman Yunani
Tsunami ini dicatatkan sebagai kejadian pertama dalam sejarah. Ia berpunca daripada letupan berapi di Pulau Santorini. Ketinggian Tsunaminya mencecah sehingga 15 meter berlaku pada tahun 1500 sebelum masihi. Kejadian ini melenyapkan sebuah tamudun yang mana dikenali sebagai Minoa dan turut mengorbankan 100,000 nyawa.

2. Tsunami di Portogal, Sepanyol dan Maghribi
Tsunami ini barlaku akibat gempa bumi yang berpusat dibawah tanah Lautan Atlantik telah menusnahkan bandar Lisbon Portogal, beberapa bahagian di Sepanyol dan Margribi. Peristiwa yang berlaku tahun 1755 telah mengorbankan 60,00 nyawa.

3. Tsunami Laut China Selatan
Tsunami ini telah berlaku pada 1782 telah merosakkan sebahagian Taiwan dan sejumlah 40,000 orang terkorban. Dikatakan Tsunami ini menghempas 120 km di daratan.

4. Tsunami akibat letupan Gunung Berapi Krakatu
kejadian Tsunami ini berlaku pada 1883 dan membunuh lebih 36,000 nyawa. Ombak Tsunami mencecah 40m dan memusnahkan 165 kampung di pulau Jawa dan Sumatera. Letepun gunung berapi ini dikatakan paling kuat dalam sejarah.

5. Tsunami Aceh
Kejadian yang berlaku pada 26 Disember 2004 berikutan gempa bumi yang berukuran 9.2 skal richter. Ombak Tsunami ini melanda Aceh, India, Sri Lanka, Thailand, Maldives dan Wilayha timur Afrika. Lebih 226,000 nyawa terkorban dengan 166,000 mangsa dari Indonesia.

March 18, 2011

Bantahan konsert Sheila Majid 1989



Baru-baru ini Universiti Teknologi Malaysia(UTM) digemparkan dengan isu konsert The Times, yang mana penganjuran konsert ini dubatalkan pada saat-saat akhir. Yang mana kesan daripada pembatalan konsert berlakunya beberapa tindak balas dari pada mahasiswa sama ada yang tidak setuju dan setuju dengan pembatalan tersebut.

Peristiwa konsert di kampus bukanlah perkara baru, bahkan bantahan juga bukanlah satu perkara baru. Pada 1989 berlaku bantahan terhadap konsert Shiela Majid di sebuah Universiti terlama di Malaysia, Universiti Malaya(UM)

Konsert tersebut merupakan anjuran Pusat Kebudayaan untuk mengumpul dana bagi menubuhkan Orkestra Universiti Malaya. Konsert tersebut dianjurkan pada 10 September 1989 di Dewan Tunku Censelor.

Sebelum Konsert.

Pihak yang menentang penganjuran konsert pada masa itu adalah Persatuan Mahasiswa Islam UM(PMIUM), yang mana pada mesyuarat Exco tertingginya setuju untuk menghantar memorandum bantahan dan memberi mandad pada presidennya pada masa itu untuk Ustaz Mohd Yusuf Abdullah untuk membuat kenyataan akhbar sebagai menyatakan pendirian PMIUM mennetang konsert tersebut.

Semasa Konsert.

Pada tarikh konsert dijalankan iaitu pada 10 September 1989. Yang mana pada 7.50 malam, mahasiswa/i mula berkumpul di tempat letak kereta berhampiran Dewan Tunku Censelor. Kemudianya seorang mahasiswa berlari kehadapan Dewan Tunku Censelor dengan bertakbir, menandakan bermulanya demonstrasi. Beliau kemudiannya mengimami solat hajat yang disertai kira-kira 1000 orang mahasiswa. Seusai solat hajat mahasiswa berkenaan menjulang poster sambil melaungkan asma’ husna. Jumlah para demonstan bertambah kepada 2000 orang, yang mana mereka ini melaungkan bahawasanya UM bukan tempat konsert dan hapuskan kemungkaran.



Timbalan Naib Censelor keluar untuk berunding dengan mahasiswa dengan meminta pelajar bersurai, manakala mahasiswa semakin galak dan bersemangat. Pihak pada masa itu mengambil tindakan untuk memanggil pihak polis bagi menyuraikan keadaan.

Episod bantahan ini berakhir dengan tangkapan dan aksi kejar mengejar antara polis dan pihak mahasiswa yang mana 22 orang mahasiswa ditangkap termasuk dua orang exco tertinggi PMIUM, mereka ditahan di jalan pantai dan dibebaskan dengan ikat jamin oleh penasiahat PMIUM pada masa itu.

Pasca konsert.

Hasil dari bantahan ini PMIUM mendapat pelbagai reaksi, selain yang kagum dengan semangat menentang kemungkaran tidak kurang juga yang melontarkan kata-kata penuh prejudis seperti jumud dan anti sosial.

Kesimpulan.

Menentang kemungkaran adalah satu tanggugjawab yang menjadi tuntutan kita pada hari perhitungan nanti. Yang mana dalam menjalankan kerja-kerja dakwah ini, mahu atau tidak kita tidak akan dapat lari dari risiko dan kesusahan, juga cemuhan orang yang menolak dakwah kita.

Gerakan dakwah yang sentiasa mencari jalan untuk mengelakkan diri dihina dan dicemuh kerana risalah islam yang dibawa merupakan satu gerakkan yang boleh dipertikaikan. Yang mana gerakkan ini sentiasa mencari jalan selamat dan menyatakan tentang kebijaksanaan dakwah mereka. Sedangkan layakkah mereka menyatakan mereka ini bijak sedang generasi gemilang para rasul dan sahabat tidak sepi dari tekanan dan cemuhan kerana risalah yang mereka bawa.

March 8, 2011

Surat Terbuka: Buat bekas pengetuaku

Kehadapan bekas pengetuaku, semoga tidur lena.

Saya Muhammad Ibrahim Khalil bin Noh, mahasiswa tahun dua kejuruteraan Geomatik.

Saya nukilkan warkah ini buat bekas pengetua ku di KRP yang mempunyai kuasa dan melakukan apa sahaja. Ingatlah bahawasanya kuasa itu amanah, dan amanah itu merupakan perkara yang berat. Beratnya amanah kerana setiap perkara yang kamu lakukan akan ditanya di akhirat kelak, ingatlah diri kamu amanah, keluarga kamu amanah, mahasiswa itu amanah, kolej kamu amanah, negeri kamu amanah, nagara kamu amanah. Setiap satunya bawah kepimpinan kamu dalah amanah.



Jika silap dalam mengurus amanah kamu akan menjadi seorang yang zalim, terutamanya apabila kamu berada di atas, kamu akan menzalimi orang bawahan kamu. ingatlah bahawa, buang kolej tanpa sebab adalah zalim, pecat tanpa sebab adalah zalim, saya adalah mangsa dan saya akan pastikan tiada lagi yg merasa apa yang saya rasa.



Sedarlah islam itu indah tatacaranya, hanya dengan islam semua perkara akan menjadi indah. Sedarlah islam itu adil dan adil itu satu tuntutan dalam islam.

Pengetua yang dihormati.

Islam amat menuntut kepada perlakuan adil, walaupun kepada musuh kita perlu hukum dengan hukum yang adil, jangan kerana kebencian kepada sesuatu golongan kita tidak berlaku dengan adil kepada mereka, kerana Allah berfirman dalam Al-Quran “janganlah kerana kebencian kamu kepada sesuatu golongan menyebabkan kamu tidak berlaku adil kepada mereka”

Lihatlah contoh tauladan daripada Saidina Ali yang mana dia ditikam ketika dia ingin menunaikan solat subuh, yang mana orang yang menikam Saidina Ali dapat ditangkap. Ketika itu nasihat Saidina Ali kepada anaknya “jangan kamu zalimi dia, jangan kamu aniaya dia, jika dengan tikaman ini aku mati maka hukumlah dia dengan khisas dan jika aku tidak mati hukumlah dia dengan hukum takzir” Bahkan ketika mana Saidina Ali merasakan ajalnya sudah dekat dia mengarahkan supaya makanannya diberikan kepada orang yang menikamnya.

Ini yang islam mengajar kita mengajar tentang keadilan walau kepada sesiapapun.

Pengetua yang dihormati.

Kezaliman yang kamu lakukan akan terzahir dengan sendirinya dan ingatlah bahawasanya saat kezaliman itu terlihat di hadapan mata maka tunggulah saat-saat kejatuhan, renungilah apa yang berlaku dalam negara ini, pada tahun 1998 rakyat nampaka akan kezaliman yang dilakukan oleh kerajaan pada masa itu maka rakyat bangun dan muncullah gelombang refomasi yang pernah menggegar negara suatu masa dahulu.

Pada 2008 yang mana kempen bersih dijalankan yang mana segala penyelewengan SPR di bongkar dan rakyat nampak akan kebenaran itu , maka tercetuslah tsunami politik di negara ini.

Kesan di luar negara kita lebih dapat dilihat, renunglah apa yang berlaku di timur tengah hari ini yangan mana bermulanya di Tunisia. Di Tunisia seorang perniaga kecil-kecilan yang ditekan habis-habisan membakar diri lantaran tidak tahan, apabila rakyat melihat akan kezaliman ini rakyat bangkit menumbangkan regim yang zalim. Yang mana kita lihat ianya berjangkit kepada negara-negara sekelilingnya.

Pengetua yang dihormati.

Wahai bekas pengetuaku, tidak takutkah kamu kepada Allah? Kamu tidak takut pada mahasiswa, pada orang bawahan kamu, apa pun kamu akan hadapi.

Yang mana orang yang menentang kamu kamu boleh buang, boleh tipu, kamu ugut, kamu boleh kecam.

Kamu boleh hadapi mahasiswa, kamu ada kuasa, kamu ada pengaruh, kamu boleh hukum mahasiswa yang menentang kamu, tapi ingat! Ada yang lebih berkuasa yang akan menghukum kamu, kamu tidak takut pada yang menguasai hari pembalasan?

Kamu nak menghadapi orang yang menentang kamu dengan membunuh semangat perjuangannya, dengan tidak memberi kuota, dengan buang kolej. Kamu boleh buat, kamu ada jentera, kamu ada kolej, kamu ada JKM, kamu ada PALAPES, kamu ada duit, kami tidak ada apa yang kami ada adalah ahli kami, keyakinan, semangat, dan iman untuk kami terus berjuang!.

Jangan kamu tambah kezaliman yang telah sedia ada, jangan cuba hendak mengambil tindakan zalim kepada orang lain, ingatlah doa orang yang dizalimi itu di makbulkan Allah. Kami serah kepada Allah untuk membuktikan kebenaran dan menghukum kamu jika tidak mahu bertaubat kepada Allah s.w.t.

Wahai bekas pengetua yang dihormati.

Akhir kalam ingatlah, kamu kata orang tidak mahu dengar kata-kata kamu tidak layak berada di kolej kamu, orang yang tidak mahu bersama kamu tidak layak mendapat pertolongan kamu. Kalau kamu tidak mahu mendengar kalam Allah jangan duduk dimuka bumi Allah, kalau kamu tidak bersama Allah dengan melakukan kezaliman jangan hirup rahmat Allah!

Saasatul Ibaad,
Muhammad Ibrahim Khalil Bin Noh
M16/115
8/2/2011
5.50 am