Bahawasanya airmata tidaklah ia memilih tempat untuk jatuh, tidak pula memilih waktu untuk turun.
Airmata adalah kepunyaan berserikat, dipunyai oleh orang melarat yang tingal di dangau-dangau yang buruk, oleh tukang sabit rumput yang masuk ke padang yang luas dan ke tebing yang curam, dan juga penghuni gedung-gedung yang permai dan istana-istana yang indah.
Bahkan disitu lebih banyak orang yang menekan ratap dan memulas tangis. Luka jiwa yang meraka hidapkan, dilingkung oleh tembok dinding yang tebal dan tinggi, sehingga yang kelihatan oleh orang luar atau mereka ketahui, hanya senyumannya saja, padahal senyum itu penuh dengan kepahitan.
Kesedihan orang lain lebih merdeka dan lebih luas dapat dia menerangkan fahamnya yang terumbuk kepada alam sekelilingnya, dapat pula mereka melupakan dan menghilangkan. Tetapi dirumahtangga yang sebagai ini, kedukaan dirasakan sendiri, airmata akan dicucurkan seorang, rumah dan gedung menjadi kuburan kesedihan yang tiada berpenghujung.
No comments:
Post a Comment